Pengawas HAM
Suriah menyatakan lebih dari setengah jumlah korban tewas tersebut merupakan
warga sipil. Laporan itu muncul setelah AS berencana mengintervensi militer ke
Suriah sebagai balasan adanya dugaan penggunaan senjata kimia. Lembaga pengawas
itu menyatakan sedikitnya 5.833 anak menjadi korban tewas.
“Lebih dari
110.371 orang tewas sejak hari pertama revolusi pada 18 Maret 2011 di provinsi
Daraa hingga 31 Agustus 2013,” ujar pernyataan lembaga tersebut dikutip Arabnews,
Senin (2/9).
Mereka
menyatakan 56.138 orang yang tewas merupakan warga sipil. “Masif nya korban
tewas karena komunitas internasional diam saja,” ujarnya.
Mereka
mendesak PBB bekerja serius menghentikan pembunuhan di Suriah. Pengawas
menyatakan jumlah korban tersebut termasuk korban tewas akibat serangan gas di
wilayah suburban Damaskus yang membuat AS dan Prancis mengancam menyerang
Suriah. Namun, hanya 500 kematian yang dimasukkan di data sementara.
AS menduga
jumlah korban lebih dari 1.400 orang. Lembaga pengawas yang menggunakan jaringan
aktivis di seluruh Suriah menghitung kematian dari data rekaman dan foto serta
wawancara keluarga, medis, dan aktivis.
Mereka
menyatakan jumlah korban tewas dari kombatan kedua belah pihak kemungkinan
lebih tinggi dari data tersebut. Hal ini karena adanya penyembunyian data
korban tewas. (na/rol/sbb/dakwatuna)
0 komentar:
Posting Komentar